Kamis, 01 November 2012

cerpen


AKU ADALAH AKU


Siang ini sangat gelap bagiku ,pohon-pohon itu kekeringan dan munggugurkan daun-daunnya karena tak ada hujan yang mau memberinya minum . Alam merasakan teriknya mentari dan alam  taksabar menunggu datangnya petang , namun berbeda halnya denganku cahaya mentari yang kunikmati kurasa meredup . Semuanya bertumpu kepadaku memintaku   mengisikan kertas-kertas ulangan mereka ,tak sempat tuk ku ladenin satu persatu karena ku harus memikirkan  nasip kertasku.

“ Hy no 1 , 3,dan 7 apa isinya ” bisik suara disekitarku . Ku sangat terganggu dengan bisikan-bisikan itu ditambah ingattan ku pada permintatan ibu . Aku coba tuk kosentrasi dengan  menutup telingaku .

“ Jangan sampai tugas ku berantakan akibat menyelesaikan tugas orang ” ujar batinku memberikan motivasi untuk diriku.

“ Alhamdullillah semuanya suda terisi ” kubereskan semua alat-alat tulis,kukumpulkan kertas ulangan tanpa mempedulikan suasana kelas saat itu.

“ Bagus …kamu seratus dan sekarang boleh pulang , jangan kasih contekkan pada teman . Ilmu itu di dapat dari lidah yang gemar bertanya dan akal yang suka berpikir, ya sepertimu !tidak seperti teman-teman kamu ini berusaha mati-matian untuk mencontek “ ujar guru menghampiri bangkuku sambil tersenyum manis memberikan sindiran pada teman-temanku yang sibuk memperjuangkan isi untuk kertasnya . Ku beranjak dari bangku tempat dudukku dan meninggalkan kelas dengan berpamitan kepada guru jam itu.


***


“ …kamarku ...” hanya itu yang terlintas di benakku , mengingat betapa lelahnya hari ini.
Aku selalu merasakan ketenangan , nyaman , tentram,semua masalah hilang begitu saja bila sudah berada di kamar ini . Dindingnya yang penuh lukisan – lukisan menarik , meja belajar yang penuh dengan tumpukan buku-buku yang sangat aku sukai ada buku Biologi , Fisika , Kimia  dan yang lain-lainnya . Disamping tumpukan buku-buku itu ada jam mini yang ada foto aku dan fotonya  memakai baju putih abu-abu   di gapura sekolah kami , setiap aku memandang  foto  itu aku  takkan pernah absen tuk tersenyum , terbayang olehku saat –saat indah bersamanya , mendengarkan nasehat-nasehatnya dan saling berbagi cerita mengisi kekurangan satu dan lainnya.
Disamping jam mini itu ada hiasan yang tak kalah juga mendapat perhatian dari ku yaitu globe , tulisan Allah dan Muhammad sepetri alquran yang sedang terbuka yang berwarna emas dan disampinnya pena  berwarna emas . Globe ,tulisan dan pena itu satu set yang terbingkai indah dan menarik,kado darinya disaat ulang tahunku dulu.
Kasurku yang sangat menggoda dibaluti seprei berwarna coklat , ya coklat warna yang aku sukai , diatas kasur ada boneka kucing yang berbulu coklat juga .

“ Capek …banyak masalah lagi ” kerutu batinku sambil membuka pintu kamarku , teringat olehku kata bijak yang sangat ku percayai . Masalah adalah ujian pendewasaan , Jadi tidak ada alasan menyalahkan keadaan , Benahi diri sendiri dan jadi pribadi yang dewasa bagiku dan lingkunganku .


***


“ Nak …Makan dulu ya ? jadikan nak ngambil ekstra silat itu? itu pun juga untukmu kebaikanmu , bisa bersilat  dapat menjaga  diri kita , apalagi kamu cewek nak ! ” teriak ibuku dari meja makan . Tak ku hiraukan sedikitpun perkaatan ibu , bergegas kumelepaskan seragam dan tas dari tubuhku , ku hidupkan kipas angin dan  mengempaskan tubuhku ke kasur . Tak sadar ku terbawa arus keletihan , aku tenggelam dalam alam mimpi.


***

Aku sedang bercanda tawa  dengannya  di atas bukit salju duduk di sebuah tuggul yang sudah memutih oleh salju , namun aku tak banyak bicara mukaku kusut seperti  gumpalan benang basah . dia berusaha memperbaiki gumpalan benang itu dan membuat benang yang basah itu kering agar bisa mencair kan suasana .

 “ cemburut aja mukanya,bukannya ulangan tadi masih kamu yang tertinggi di kelas kita , lantas apa yang membuat kamu cemberut?” memberikan tatapan akan ketulusan hatinya kepadaku namun Aku hanya terdiam kehilangan kata –kata 

“ apa masalah ekstra silat lagi ? menurutku silat itu bagus banget untuk kamu , itukan salah satu bela diri . Jadi kamu bisa menjaga diri bila nanti kamu jauh dari orang tua dan tidak disampingku ” dia sembari menatap wajahku
 
“ tapi jangan kwatir aku yang tulus mencintaimu takkan berjalan di depanmu , atau bersantai-santai  di belakangmu . Aku akan selalu berjalan di sampingmu ujarnya dengan lembut berharap agar hatiku luluh dan mau mendengarkan kata-katanya itu . Butiran-butiran salju mulai berterbangan , angin sepoi-sepoi berlahan-lahan menusuk kulit dan diikuti jilbab coklatku tersayup-sayup lemah gemulai seakan –akan bermain dengan gelombang angin yang kian kemari . kulihat wajahnya yang sangat berharap  menunguku untuk mengujarkan kata demi kata .

“ Aku tak mau ikut latihan silat , capek …..TITIKKKKKK , mendingan aku di suruh belajar seharian  dari pada latian jingkrak-jingkrak atau apalah itu… ” sumpah serapa batinku , mengapa pacarku dan orang tuaku menyuruhku pada apa yang tidak aku sukai sedikitpun  , hati ini seakan mau berterik  sekeras-kerasnya , “…aku benci kekerasan aku benci silat...”.


***

 “ kriiiiinggg…..kkriii riii riiiiiiii ……………….gggg….kriiiiinggg…..kkriii riii riiiiiiii ……………….gggg….kriiiiinggg…..kkriii riii riiiiiiii ……………….gggg….tuuuk….tuuu kkkkk……tuuukk…….tuuu   uu u kk kk druuukk kk “  Terdengar bunyi yang bersamaan berulang kali , aku sangat panik namun ku masih melihat wajanya tenang seperti tak mendengar suara yang ku dengar itu . Kutarik tangannya dan membawanya berlari sampai ngos-ngosan . Namun bunyi itu tak juga hilang dari pendengaranku , ternyata alaram yang sedang berdering pada pukul 17.30 dan pintu kamar yang di ketok-ketok  oleh ibu.

“ Nak….n…a…aa…kk bangunlah,bangunla lagi nak ! ” ujar ibu berulang-ulang membuatku bangkit dari alam mimpi dan membuka pintu kamar . Mandi lagi pinta ibu padaku.
Setelah ku selesai mandi aku disuruh menemuinya di ruangan keluarga .


***

 “ Jadi mengambil ektra silat itu ” Ingin aku menyumbat telinga dengan gabus setebal tembok china .  Malas aku mendengar ocehannya .  Di sisi lain , petuah-petuahnya memang menyakiti hatiku .  Terasa begitu tepat mengenai perasaanku terdengar lagi pertanyaan yang tidak kuharapkan . Ku tarik nafasku panjang –panjang  menbuat Suasana tetap tenang .

“ Ibu …! Aku tidak suka dengan silat itu , meski ibu sudah lama  bermohon-mohon memintaku agar ikut latihan silat tapi semua usaha ibu sia-sia saja untuk ibu lanjutkan . Pendirianku takkan berubah karena tetap pada keputusanku ingin ektra bimbingan masuk PTN idamanku , bukan untuk mempersiapkan ilmu beladiri dan semacamnya . Bagiku yang menjaga kita adalah allah  apapun yang terjadi sudah diatur oleh takdir . Dan ibu sama saja dengan pacarku SILAT…. . …SILAT melulu , kalian seperti tak kenal aku saja padahal kalian adalah orang-orang terdekatku ” ujarku panjang lebar kepada ibu , ibu hanya terdiam mendengar ocehan yang keluar dari mulutku , munkin saja hatinya sudah bisa memahami bahwa aku adalah aku . Aku sangat keras dan susah untuk merupah pendirian , sudah banyak kejadian masa lalu yang bisa dijadikan contoh sekeras-kerasnya dia berusaha jika aku tak mau akan nihil juga.

“ Ya sudah, terserah padamu nak , kamu yang menjalani hidupmu” balas ibu kepadaku dengan lembut.

Mataku tetap terasa kering kerontang meskipun aku berusaha kosentrasi mendengarkan perkataan ibu.  Kutopang daguku .  Kutampar pipiku .  Namun atmosfer yang dikerubuti debu-debu Matematika gencar menyuruhku . Semua pertanyaan dihatiku rasanya mengawang dalam kepalaku .  Langit di luar mendung tampa bintang-bintang .  Meniru atmosfer hatiku . Aku sangat heran ibu mengalah untukku .

“ Terimakasih ibu ..” kupeluk ibuku seerat-eratnya sakin gembiranya perasaanku , aku bersyukur ibu tak lagi memaksaku seperti sediakala .
…….end…….
by : Marianti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar